Terima kasih telah menitipkan hati ini pada orang yang salah. Karena itulah, aku banyak belajar betapa berharganya hidup untuk dinikmati. Di samping luka luka yang belum sempat pulih. Masih sedikit basah dengan segala kekecewaannya. Aku berharap, kelak ada seseorang yang mampu mengajariku untuk bisa melupakan sebuah luka sampai tidak lagi bisa berdarah. Jika perlu, aku bisa bermain dengan luka. Karena hanya dengan luka, aku sadar bahwa tidak perlu mengejar sesuatu yang membuat diri ini terlukai.
Tuhan sengaja menaruh hati dengan seseorang yang salah. Tuhan hanya ini aku belajar, bagaimana menerima hati yang tepat untuk disinggahi. Bisa jadi, hati itu terlalu baik agar kita bisa menjadi baik lupa ataupun lebih baik. Selayaknya hati baik yang suatu saat kita temui. Aku tahu, aku masih terlalu dini untuk bermain main dengan rasa. Apalagi rasa itu selalu berdampingan dengan luka. Yang nantinya berujung duka yang tak reda reda.
Kadang memang cerita Tuhan tidak pernah bisa tertebak bagaimana awal dan akhirnya kisah ini. Tapi kita bisa menentukan kepada siapa hati ini akan berlabuh. Beruntung apabila hati ini berlabuh kepada seseorang yang tepat. Yang akhirnya tidak perlu repot repot membenahi hati yang patah. Kalaupun nanti pilihan diri kita tidak sesuai dengan rencana Tuhan, mungkin itu rencana indah yang sudah diatur sedemikian rupa. Supaya tidak lebih bisa memilih mana yang benar benar terbaik untuk kita.
Manusia sejatinya hanya bisa memilih, memilih yang terbaik untuk diri kita. Kan kalau kita ingin yang terbaik, kita harus baik juga kan? Toh juga nanti kita suatu saat di pertemukan. Namun yang terpenting. Bersikaplah baik walaupun untuk dirimu, diriku sendiri. Karena tak jarang, manusia berbuat baik hanya karena agar dilihat oleh manusia lain. Hidup ini seperti panggung sandiwara saja. Hanya semata mata bukan senyata nyata.
Coba kita renungkan, kenapa si kita masih diberi napas sampai saat ini? Sampai kalian bisa membaca tulisan sederhana ini? Terkadang hidup seseorang hanya untuk bersenang senang. Atau bahkan meremehkan kehidupan sebenarnya di samping kehidupan kita saat ini. Berusaha mencari dalam sehari dan begitu cepat menghabiskan dalam semalam. Bisa jadi kita akan hancur jika tidak benar memaknai arti kehidupan ini.
Sebenarnya untuk siapa dan kepada siapa hidup ini ? Kenapa masih saja membebani diri dengan jiwa tak tidak tahu diri itu? Bukankah kamu sadar, mengejar tanpa bantuan Tuhan justru malah akan semakin menjauhkan? Lantas apakah kebahagiaan di dunia ini sepenuhnya pantas untuk kita ? Pantas? Seberapa pantas diri kita jika bersanding dengan jutaan manusia di muka bumi ini?
Sebuah jalan cerita memang selalu ada konflik. Sedikit ada tekanan dan ambisi. Namun sadarlah, hal ini agar hidup kita tidak selalu berjalan lurus. Kita perlu sedikit goncangan untuk memberi gerakan. Agar kita sedikit mengingat Tuhan, tempat berlabuh saat jiwa benar benar lelah berpetualang. Dan Tuhan selalu menanti itu.
Dimana si kalian saat berbahagia? Ingatlah. Mendekatlah dengan pelukan yang erat. Dan mungkin sekarang aku sudah tegar dan paham bahwa hidup ini bukan berbicara tentang satu hati saja. Tetapi banyak jiwa yang harus dipertahankan senyumnya.
Goncangannya sudah usai sekarang saat kita tengah berbahagia. Belajarlah dari sebuah pantai. Tanpa gelombang ombak yang bergejolak, pantai tidak akan indah seperti itu.
Menarilah, kejarlah.
Peluk mimpi mimpi yang masih patah dulu.
Kamu berhak mendapatkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar