Sempat berpikir bahwa wali itu orang orang yang memang sudah terkenal. Tapi apa mungkin? Bukankah mereka semua selalu ada gelar. Namun lagi lagi, alunan setiap kata itu menamparku pelan-pelan.
Mereka adalah orang tua kita masing masing. Benar-benar tidak habis pikir dengan diriku sendiri. Bercerita tentang orang tua, tidak ada habisnya. Ya walaupun orang tuaku tidak sesempurna orang tua di kalangan yang lain. Namun tetap saja kan? Mereka yang menurut kita terbaik.
Dari mereka aku belajar banyak hal, bukan hanya sekadar minta ini dan itu. Dan aku juga bukan kalangan orang yang apapun yang dimau harus terwujudkan. Oh iya, dan kebetulan, aku adalah anak sulung. Suatu gelar yang membuat aku untuk mundur secara langsung. Namun mungkin semesta menolaknya.
Perlakuan antara anak sulung dan bungsu itu beda menurutku. Anak sulung banyak dituntut ini itu. Aku paham, bahkan memang anak sulung harus tangguh. Menikul adik adiknya kelak. Dulu, aku suka marah sendiri. Apalagi berbicara tentang perlakuan.
Orang tuaku menuntutku untuk bisa berpikir dewasa di umur dini. Mengambil keputusan saat anak anak lain tengah mencari kesenangan kesana kemari. Jujur, aku merasa tidak terima. Perasaan iri untuk anak seumurku itu hal yang wajar kan?
Kadang aku berpikir, mengapa harus aku. Mengapa tidak orang lain saja. Namun lagi lagi, orang tua selalu mendidikku dengan cara yang berbeda. Dan pada akhirnya, aku harus kuat. Dan aku harus mandiri. Itulah pikiranku saat itu.
Dan sejatinya, waktu bergulir. Semakin kesini, semakin mulai paham. Aku menjadi orang yang lebih baik dari dulu. Dan hal itu adalah hal yang baru kusadari saat ini. Menurutku aku sudah terlambat menyadari. Dari sekian tahun, aku tidak tahu apa tujuan orang tuaku mendidikku saat ini. Hanya beberapa kata yang membuat diriku benar benar menangis sejadi jadinya saat itu.
Dan secara tidak langsung, aku mulai melihat apa yang sebenarnya terjadi dibalik bahu yang tegar itu. Aku tahun sekarang. Namun dengan tidak sepatutnya, aku hanya berdiam diri. Tidak harus berbuat apa.
Mungkin belum saatnya ya?
Mungkin sekarang aku tangguh, namun bagaimana di lain waktu?
Bagaimana saat aku diterpa masalah yang lebih besar dari masalah yang aku alami sepanjang hidup ini?
Tapi mau tidak mau, kuat tidak kuat harus kuat kan? Bukanya semuanya sudah ada jalannya masing masing?
Dari sini aku belajar banyak hal. Tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya bisa sukses. Baik itu dilihat dari kesuksesan menerima hati maupun kesuksesan asa diri.
Terima Kasih yang dengan begitu sudi membaca cerita ini. Semoga bermanfaat ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar